Monday, January 30, 2012
Tentara India Melarang Penggunaan Jaringan Sosial
ShareTentara India dilaporkan mulai memperkenalkan sebuah larangan total penggunaan jaringan sosial bagi para personilnya karena dikhawatikan situs-situs seperti Facebook dapat memicu infomasi yang krusial bocor ke tangan yang salah.
Larangan ini, yang dilaporkan oleh Ad Age dan masih belum dikonfirmasi oleh pihak berwajib, mengharuskan 36.000 personil dan 1,3 juta petugas lainnya untuk segera berhenti menggunakan dan menghapus akun jejaring sosial mereka. Personel yang baru bergabung akan diberitahukan bahwa mereka dilarang bahkan untuk bergabung, apa lagi menggunakan, jaringan sosial apapun selama mereka berada disini.
Meningkatnya foto personil dalam seragam dengan senjata atau berada diantara unitnya di Web telah berujung pada sebuah kekhawatiran kalau informasi penting mungkin dapat terancam melalui situs-situs seperti Facebook, Orkut, Twitter dan lainya.
Sementara itu pihak-pihak berwajib tidak takut jika para personil memberikan data, mereka lebih khawatir jika mereka yang teridentifikasikan sebagai personil tentara dapat menjadi target dari pihak lawan. Taktik seperti ini sering digunakan dalam dunia bisnis, dimana akun palsu dibuat sebagai jebakan yang dimaksudkan untuk berteman dengan orang dalam dan memenangkan kepercayaan mereka lalu mengorek infomasi yang krusial melalui pembicaraan dijaringan sosial.
Sebuah sumber mengatakan 'jika ada petugas atau tentara yang terbukti melanggar, pendisiplinan akan dilakukan', meskipun tidak ada penjelasan yang lebih detil mengenai hukuman apa yang akan diberikan.
Peningkatan di komunikasi modern memberikan permintaan baru dan sulit bagi pasukan bersenjata dan organisasi lainnya yang berkutat dengan infomasi yang rahasia. Di Singapura, sebagai contoh, Apple telah mulai menjual iPhone tanpa kamera karena pihak berwajib ingin mengurangi resiko penyebaran data yang terkait dengan smartphone modern.
Hal ini tidak muncul begitu saja dan seperti yang Pluggdin jelaskan, 4 perwira angkatan laut di periksa minggu ini setelah meningalkan informasi rahasia melalui jejaring sosial, sementara itu kejadian serupa juga pernah terjadi di tahun 2009.
Alternatif lain selain larangan total, yang sepertinya tidak akan diterima secara baik oleh para personil, adalah untuk memberikan pengertian dan penyuluhan kepada seluruh personil mengenai bahaya dari komunikasi online dan internet. Meskipun begitu, resiko personil terjebak berada ditingkat yang cukup untuk memungkinkan para tentara untuk tidak mengambil resiko apa pun dan mengeluarkan larangan total.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment